PERMAINANtradisional semakin berkurang dan digantikan oleh gadget. Anak pun jarang beraktivitas secara fisik. Ada tiga cabang permainan tradisonal yang dipertandingkan yaitu bola gebok, gobak sodor, dan balap karung estafet. karena hal itu sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang anak," tambahnya. (OL-3)
Jakarta - Salah satu faktor punahnya permainan tradisional adalah karena faktor orang tua. Pemerhati Permainan Tradisional dan Pendiri Gudang Dolanan Indonesia, Endi Aras mengatakan terputusnya komunikasi antara orangtua dan anak dapat mempercepat punahnya permainan tradisional Indonesia. "Orang tua tidak memberitahukan adanya permainan tradisional, seperti engklek dan lainnya," ujar Endi dalam talkshow Festival Bermain Anak di Aula Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sabtu, 9 September lain yang menghambat eksistensi permainan tradisional Indonesia adalah semakin berkurangnya lapangan. "Kalau dulu lapangan buat bermain masih luas," kata dia yang mengacu kepada lahan bermain di kawasan kota. Baca Permainan Tradisional Ajarkan Gotong Royong dan Melatih FisikLalu faktor terakhir adalah masuknya berbagai jenis permainan modern. Seiring perkembangan zaman yang diikuti dengan perkembangan teknologi, permainan tradisional seperti petak umpet, egrang, conglak, lompat tali, gangsing, engklek, cublak-cublak suweng, kelereng dan lainnya sudah jarang dimainkan anak-anak masa kini."Permainan modern memberikan kemudahan," menambahkan, saat ini Indonesia memiliki sekitar jenis permainan tradisional yang persebarannya meliputi seluruh nusantara. Keberadaannya semakin hari terancam punah karena sudah banyak ditinggal oleh masyarakat Indonesia akibat perkembangan permainan tradisional merupakan kekayaan budaya lokal. permainan yang dimainkan oleh anak-anak jaman dulu ini, kebanyakan dilakukan dengan cara kelompok. Psikolog anak Yulita Patricia Semet mengatakan, melakukan permainan tradisional dapat melatih kognitif atau kemampuan daya pikir akal anak, melatih kesabaran, ketelitian dan kreatifitas. "Juga mendukung perkembangan fisik dan sensorisnya. Baca Baru 700 dari Permainan Anak Indonesia yang TeridentifikasiIklan Yulita mengatakan banyak permainan tradisional Indonesia yang cara bermainnya langsung bersentuhan dengan tanah atau rumput. Seperti bermain egrang, dimana seseorang tidak menggunakan sendal saat bermainnya. Untuk bertahan dalam permainan egrang pun tubuh dan mental si anak dilatih untuk menjaga keseimbangan agar tetap berada di atas batok. "Fisik dan pola pikirnya juga bermain," kata yang dipublikasikan oleh Journal of Pediatrics, dimotori oleh Seattle Children’s Research Institute 2011, mengungkapkan bahwa anak-anak yang menghabiskan banyak waktu dengan bermain dengan bermain video games mempunyai dampak negatif seperti; masalah interaksi sosial; kemampuan komunikasi; penurunan sikap empati; gangguan kecakapan motorik dan gangguan kesehatan. AFRILIA SURYANIS
Kaliini, kan membahas mengenai 10 tradisi orang Sunda yang unik dan jarang diketahui oleh kebanyakan orang. Karena hidup di negara Indonesia membuat kita tidak asing lagi dengan istilah tradisi. Bahkan tradisi yang ada di Indonesia sangatlah beragam dan berbeda-beda setiap daerahnya.
Jawaban benar untuk soal tersebut adalah D. Menurut Mulyani 2016 47-48, permainan tradisional diartikan sebagai suatu permainan warisan dari nenek moyang yang wajib dan perlu dilestarikan karena mengandung nilai-nilai kearifan lokal. Pada kenyataannya, saat ini permainan tradisional tidak lagi menjadi pilihan permainan bagi anak-anak. Salah satu penyebabnya adalah ketidaktahuan anak-anak mengenai permainan tersebut. Hal ini diakibatkan oleh tidak dilestarikannya permainan tradisional yang ada, sehingga anak-anak tidak memiliki informasi yang cukup mengenai berbagai permainan tradisional. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa jawaban yang tepat adalah D.
permainantradisional Indonesia(Dharmamulya, 2008). Permainan tradisional Indonesia merupakan salah satu aset budaya Indonesia yang kaya akan nilai luhur, maka dari itu harus dilestarikan. Meskipun pada kenyataannya permainan tradisional Indonesia eksistensinya sudah jarang terdengar kembali (Yanu et al., 2014).
6Toj. c20ewldyn0.pages.dev/690c20ewldyn0.pages.dev/296c20ewldyn0.pages.dev/768c20ewldyn0.pages.dev/315c20ewldyn0.pages.dev/683c20ewldyn0.pages.dev/889c20ewldyn0.pages.dev/627c20ewldyn0.pages.dev/694c20ewldyn0.pages.dev/398c20ewldyn0.pages.dev/83c20ewldyn0.pages.dev/179c20ewldyn0.pages.dev/745c20ewldyn0.pages.dev/818c20ewldyn0.pages.dev/551c20ewldyn0.pages.dev/906
permainan tradisional jarang dipertandingkan karena